Di setiap jalanan-jalanan Kota
adakah kita melihat teriakan kritis para pemuda,
dalam gaung pedas harapan
menyulut keringat dengan narasi-narasi yang menyala, tentu girang.
Adakah pula kita menghitung satu persatu di antara mereka
sebagai pendorong, yang diutuskan dalam lautan pendemo di balik layar orasi, parlawanan harakiri ini.
Lihatlah mereka para pejuang jalanan, yang dibakar terik matahari, pagar berduri dan gas air mata dalam menyuarakan keadilan, demi hak rakyat, yang melarat.
dengan idealisme dan semangat yang menggebu, tumbuh merambah di hati dan benak penguasa,
hingga menjadi jeda pada keserakahan dikdaya.
Sedang, sebagian teman mahasiswa mereka
memilih menjadi kaum penyembah abangnda,
kanda, dan Beulanda (Abeulangda), hanya untuk meraup untung dari aksi mereka.
Hallo, adik-adik mahasiswa, pemuja Abeulangda
musim Pilkada akan segera tiba, mari berbondong-bondong untuk menjadi timses, si tukang bohong.
lalu tasbihkanlah nama mereka dengan sebutan, abangnda, kanda, dan Beulanda (Abeulangda),
supaya seminar kuliahmu lekas tiba.
Inilah Aceh, kawan.
betapa rakus, serakah dan tak bermartabatnya
lagi generasi dalam menjaga kudrah, marwah
dan harga diri yang kini sudah beranak pinak, membiak di tiap-tiap lembaga dan organisasi.
Lalu berubah menjadi budaya dan tradasi, hakiki
dan abadi.
Hallo, adik-adik mahasiswa, penyembah Abeulangda
sudah kenyangkah kau hari ini, tentu dengan menjilati telapak kaki, para penipu.
Abangnda-abangndamu, kanda-kandamu, Beulanda-beulanda itu,
penipu bangsamu, penipu saudara-saudaramu.
Apa gunanya sekolah tinggi-tinggi
jika tujuan hidupmu hanya untuk menjadi penjilat sejati,
berdiri kokoh di belakang para pejabat korupsi,
dan membentengi mereka dari kritikan,
dengan pengatahuan yang kau dapat selama ini.
Hallo, adik-adik mahasiswa, pemuji Abeulangda
apa gunakan memiliki edukasi, jika kelana hidupmu hanya untuk mendukung para perampok Negeri
ya, tentu, untuk beasiswa dan tiket pesawat ke
sana-sini, hingga eksitensi dan harga dirimu berada
di bawah telapak sepatu para tirani.
Apa mamfaatnya sekolah tinggi-tinggi
jika hanya ingin menjadi pecundang sejati,
yang hanya bisa berwara-wiri,
menyeduh kopi untuk abangnda, kanda dan Beulanda (Abeulangda) pencuri.
"Hallo, kanda."
"apa kabar dinda."
"Di mana kita ngopi malam ini?"
"Di mana saja boleh, dinda. Nanti kanda kabari."
"Siap kanda. Mohon arahannya."
Hallo, teman-teman mahasiswa, penjilat sepatu Abeulangda
mari kita jilat bersama-sama, pantat dan telapak kaki abangnda, kanda, Beulanda (abeulangda), yang kalian puja.
Banda Aceh, Maret 2020
Kinet BE
Posting Komentar