Ladang Harapan
Di Gunong Goh, aku mendengar gema takbir
dibawa semilir angin sampai ke lorong-lorong kampung
deru suara telapak sepatu lars serdadu tak pernah pupus di benak ini
sampai bertahun lama; suara dentuman bedil padam
Padam dalam lembaran kitab Keuramat MOU, bangsaku.
Bau amis darah dan tangisan, meraung bagai
hujan deras di bulan Juni
ribuan nyawa melayang, saban hari dan malam
bahkan tak mengenal waktu, seakan para serdadu
adalah malaikat pencabut nyawa kala itu!
Musim kemarau datang, Nanggroe kami
ribuan nyawa melayang, saban hari dan malam
bahkan tak mengenal waktu, seakan para serdadu
adalah malaikat pencabut nyawa kala itu!
Musim kemarau datang, Nanggroe kami
kini bagai bumi tak bertuan.
Dari DOM, Darurat Militer, kami dikurung dalam sangkar dengan berbagai aturan dan kebijakan Negara
yang sampai kini tak pernah merasa berdosa
pada ayah kami yang dibunuh dengan sengaja.
Lihahlah kini, kawan.
ketika kami mengejar masa depan, tanpa ayah kami;
Kami berjuang, dan berkutat dengan hidup,
tanpa kasih sayang dari ayah kami
yang dibunuh dengan sengaja, oleh negara
melalui pion-pion dadunya.
Lihatlah kami, kawan.
yang kini sudah menjadi pemuda, sisa ludahan
amunisi Negara; sisa bedil dan penindasan
yang hidup tanpa didampingi ayah kami,
saudara-saudara kami, ibu dan abang-abang kami
yang sudah menghadap tuhan, akibat dibunuh
Dari DOM, Darurat Militer, kami dikurung dalam sangkar dengan berbagai aturan dan kebijakan Negara
yang sampai kini tak pernah merasa berdosa
pada ayah kami yang dibunuh dengan sengaja.
Lihahlah kini, kawan.
ketika kami mengejar masa depan, tanpa ayah kami;
Kami berjuang, dan berkutat dengan hidup,
tanpa kasih sayang dari ayah kami
yang dibunuh dengan sengaja, oleh negara
melalui pion-pion dadunya.
Lihatlah kami, kawan.
yang kini sudah menjadi pemuda, sisa ludahan
amunisi Negara; sisa bedil dan penindasan
yang hidup tanpa didampingi ayah kami,
saudara-saudara kami, ibu dan abang-abang kami
yang sudah menghadap tuhan, akibat dibunuh
atas nama ideologi.
Kini tinggal-lah kenang, dalam benak dan ingatan kami
pada jutaan tragedi kejam, pembantaian, dan pembunuhan yang dilakukan oleh Negara di rambah hitam tanah kami.
Dosa bisa dimaafkan, barangkali; kata mereka
yang tak pernah ditindas, dan berkutat dalam perang.
tiada dendam yang patut dilupakan, dan tiada
pembunuhan yang patut dimaafkan
selama keadilan itu belum datang; bila semua itu belum usai.
Bahkan, ketika itu, aku juga mendengar suara syair; syair-syair kebangkitan.
Hikayat Prang Sabi dilantunkan dengan penuh khidmat,
oleh para pejuang, di hutan rimba Nanggroe kami
yang sampai kini dianggap layaknya dadu
oleh tuan-tuan di Jakarta.
Hingga damai ini datang, wajah Aceh berubah
dari pucat pasi dan kusam, menjadi cerah.
dibalut harapan, janji Bendera; lambang Nanggroe
pun sepetak tanah ladang untuk para kombatan GAM
bercocok taman; menanam angan harapan dan janji sejahtera.
Limabelas tahu sudah berlalu, masih ku-ingat
Kini tinggal-lah kenang, dalam benak dan ingatan kami
pada jutaan tragedi kejam, pembantaian, dan pembunuhan yang dilakukan oleh Negara di rambah hitam tanah kami.
Dosa bisa dimaafkan, barangkali; kata mereka
yang tak pernah ditindas, dan berkutat dalam perang.
tiada dendam yang patut dilupakan, dan tiada
pembunuhan yang patut dimaafkan
selama keadilan itu belum datang; bila semua itu belum usai.
Bahkan, ketika itu, aku juga mendengar suara syair; syair-syair kebangkitan.
Hikayat Prang Sabi dilantunkan dengan penuh khidmat,
oleh para pejuang, di hutan rimba Nanggroe kami
yang sampai kini dianggap layaknya dadu
oleh tuan-tuan di Jakarta.
Hingga damai ini datang, wajah Aceh berubah
dari pucat pasi dan kusam, menjadi cerah.
dibalut harapan, janji Bendera; lambang Nanggroe
pun sepetak tanah ladang untuk para kombatan GAM
bercocok taman; menanam angan harapan dan janji sejahtera.
Limabelas tahu sudah berlalu, masih ku-ingat
janji di hari itu
Agustus 2005 silam, di Helsinki, Finlandia
para peutuha duduk semeja, bernegosiasi dengan
bandit-bandit Jakarta,
di depan para saksi, delegasi dan kolega.
Bireuen, Mei 2020.
Kinet BE
Agustus 2005 silam, di Helsinki, Finlandia
para peutuha duduk semeja, bernegosiasi dengan
bandit-bandit Jakarta,
di depan para saksi, delegasi dan kolega.
Bireuen, Mei 2020.
Kinet BE
إرسال تعليق