Di Tanah Kami hanya ada Kematian




Di tanah kami tak ada telaga biru
yang airnya bak permata berkilau
yang ada hanya kubangan dan lumpur-lumpur
bercampur darah yang tumpah.

Di tanah kami tak ada keadilan
yang ada hanya penumpasan dan pembunuhan
yang dilakukan secara sistematis, masif dan terstruktur.

Di tanah kami tak ada kehidupan
yang ada hanya kematian; terjadi dari hari ke hari
tanpa henti dan jeda; kematian yang hakiki.

Di tanah kami tak ada pelangi
yang ada hanya warna kacau balau
tangisan anak-anak yang kehilangan ayahnya
perempuan renta yang kehilangan anaknya
janda-janda yang kehilangan suaminya.

Di tanah kami tak ada senja merona
yang ada hanya darah-darah yang tumpah
pun tangisan-tangisan yang parau
menghentak langit dan lautan 
dari masa ke masa; dari peristiwa ke peristiwa
pun dari perang ke perang.

Di tanah kami tak ada ingitan
yang ada hanya lupa; melupakan atau terlupakan
yang ada hanya keserakahan; tamak dan bebal.

Di tanah kami tak ada cahaya terang; benderang
yang ada hanya kelam; gelap gulita dan kematian
yang ada hanya penindasan, kesengsaraan
dan penjajahan.

Di tanah kami tak ada apa-apa
selain air mata, tumpah darah dan perang
kematian ke kematian: dan kematian.


Pidie, Juni 2020.
Kinet BE



Post a Comment